Balairung ini merupakan bangunan beratap tanpa dinding dan jendela, terbentang dari utara ke selatan dengan ukuran panjang 48,24 m dan lebar 3,40 m. Bangunan ini berasal dari periode Islam abad ke-17/18 Masehi, digunakan sebagai tempat pertemuan untuk berunding/menyelesaikan suatu perkara dan lain-lain.
Bukit Shaduali Indah
Bukit ini merupakan tujuan kunjungan dari masyarakat baik di sekitar Kota Batusangkar dan beberapa wisatawan dari luar daerah. Letaknya yang strategis dan tidak jauh dari jalan raya juga menjadi kelebihan tersendiri. Karena bentuk yang menjulang tinggi, sehingga di puncak bukit ini dapat dilihat sejauh 360 derajat tanpa halangan.
Istana Silinduang Bulan
Istana yang terletak di nagari Pagaruyuang, Tanah Datar, Sumatra Barat. Nama Silinduang Bulan diberikan kepada Istana Raja Pagaruyung setelah dipindahkan dari Ulak Tanjuang Bungo ke Balai Janggo pada tahun 1550 oleh Daulat Yang Dipertuan Raja Gamuyang Sultan Bakilap Alam (Sultan Alif Kalifatullah Johan Berdaulat Fil’Alam I).
Benteng Van der Capellen
Benteng peninggalan Belanda diambil dari nama seorang jenderal belanda yaitu Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen. Benteng ini merupakan salah satu peninggalan benda cagar budaya di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Situs dan bangunan benteng tersebut memiliki perjalanan sejarah yang panjang.
Istana Pagaruyung
Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung adalah sebuah istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Istano Pagaruyung ini berjarak lebih kurang 5 km dari pusat kota Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal.
Kincir Kembar Tiga
Kincir Kembar Tiga (Kincia Kamba Tigo) yang terletak di Jorong Padang Data, Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat menjadi tempat favorit wisata baru. Kincir air ini awalnya dibangun oleh warga untuk menaikan air dari sungai Ombilin ke Masjid Al-Istiqamah 1.200 m dari sungai.